Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Di buat untuk menghibur pembaca. Dan mewujudkan hobi yang terpendam selama ini. Enjoy! Don't copy. Just read. Thank you so much ;)
"Kamu itu harusnya jadi kaya cewek yang lainnya dong. Kamu itu harusnya lebih feminin dikit. Jangan malu - maluin. Kan aku malu kalau bawa kamu ke teman - teman cewek aku sama teman cowok aku, kalau dandanan kamu kaya cowok gini. Mereka pasti ngiranya aku homo. Tampilan kamu super duper laki gini. Pakai gak mau di bonceng lagi. Yang cewek itu kamu apa aku sih? Terus,..." Belum habis celotehan lelaki itu.
"Apa sih? Banyak bacot! Kalau gak bisa nerima gue yang kaya gini, kenapa dulunya nembak? Makan nih!" Amuk wanita itu dan mendaratkan gempalan tangannya ke muka cowok itu. Kemudian, meninggalkan cowok tersebut yang sedang merintih kesakitan karena hajaran wanita itu.
HAHAHAHA!
Ini namanya emansipasi wanita. Wanita tuh emang harus kuat. Gue bilang juga apa, laki kuat itu gak ada. Adanya cuma kata - kata yang dikeluarin sana - sini. Udah kaya banci pasaran yang lagi nunggu antrian sembako gratis. Dalam hidup gue, wanita lemah itu gak ada. Udah kehapus sama kekuatan. Waktunya wanita bangkit dari penindasan, keterpurukan, dan ketidakberdayaan. Betul tidak?
"Woi, kenapa loe senyum - senyum sendiri?" Meta membuyarkan lamunan gue.
Kenalin, gue Eta. Hidup gue sepenuhnya sendiri. Gak sendiri juga sih, ya ada nyokap, bokap, kakak cowok gue. Tapi, gue jelasin, hidup gue sendiri dari yang namanya pacaran. Cinta - cintaan. Jauh - jauh deh sama cinta - cintaan, pacaran itu. Terakhir gue pacaran itu kelas 1 SMP. Dan itupun juga sama Bayu. Dan sekarang, loe bisa lihat gue, udah kelas 2 SMA. Bertahun - tahun itu, gue gak pernah malu, dibilang kuper, dibilang cewek gak laku, dibilang apalah. Yang jelas, yang diomongin sama mereka itu BASI! Jadi, kalau ada teman loe yang bilang pacaran itu surganya anak remaja, bilang aja BASI! Karena semua itu BASI!
Alaaaaah, yang mereka bilang, pacaran bikin kita semangat. Apaan? Gak ada tuh semangat - semangatnya gue waktu pacaran sama Bayu. Loe tau apa? Gue malah dibikin emosi terus sama dia. Dia udah kaya banci pasar men. Bikin gue jenuh. Bosen. Bete.
"Beb, kamu lagi ngapain? Udah makan belum? Beb, aku ada cerita nih, tadi disekolah aku kan gak ngerjain PR, nah terus teman - temanku ikutan gak ngerjain PR juga. Hahaha. Akhirnya, mereka dimarahin. Aku juga dimarahin sih. Tapi, aku pura - pura ke belakang duluan supaya gak dimarahin. Hahaha, biar mampus tuh mereka!" Katanya yang masih gue inget waktu telfon gue terakhir dulu.
Dengan betenya gue, "Loe tuh yang mampus! Cerita apa sih loe hah? Garing tau gak! Loe nelfon gue cuma mau cerita ini aja? Gak penting!" Peeeeettt.
Dan suara 'peeettt' itu adalah suara terakhir yang gue dengar setelah gue gak pernah lagi ketemu dia. See, loe bisa lihat kan? Betapa maconya kita dan betapa lembeknya seorang cowok. Duh! Tapi, gue bersyukur dengan yang gue jalani sekarang. Gue gak segalau mereka. Gue gak sebadmood mereka kalau pacarnya lagi marah. Gue gak senangis mereka, ketika diputusin. Gue happy aja! Dan mereka salah nilai gue cewek gak laku atau kuper.
"Gak kok, gue gak lagi senyum - senyum. Lucu aja lihat cewek sama cowok yang disana tadi tengkar. Loe lihat deh ekspresi ceweknya. Emansipasi wanita banget deh! Hahaha." Kataku tertawa.
Meta hanya melongo, "Sarap ya loe!" kemudian, ngibrit ninggalin gue.
"Eh, tunggu!" Gue setengah ngejar dia yang kayanya sih lagi cemberut karna perkataan gue.
"Kenapa loe?" tanya gue.
"Loe itu udah aneh bin ajaib tau gak siiiiihhhh Ta?" tanyanya kaya orang pusing dan gemas.
Gue cuma nunjuk muka gue dan bengong. Kemudian, melihat dia pergi dan berlari ke kelas. Itu satu - satunya cewek yang gak berperilaku kuat. Jangan di contoh yaaa para wanita muda. Kita harus kuat. Oke?
Di kantin sekolah.
Kehidupan gue biasanya cuma makan dan ngehabisin jajan kantin yang ada. Gue gak boros. Gue selalu nyisain duit yang dikasih orang tua gue. Yup, 5000. So, gue gak boros kan?
Gue suka banget duduk ditempat ini. Tempat yang jauh dari keramaian. Disamping pohon dan sambil dengerin musik - musik kesukaan gue yang Meta gak suka. Bodoh amat sama dia. Gue rasa dunia ini bener - bener punya gue dan gak ada yang punya dunia secemerlang gue. Gue sih ngerasanya kaya gitu. Dan gue banggaaaaaaaa banget.
Gue sama Meta emang beda. Dia emang lebih kesisi wanita. Kalau gue, bukan tomboy. Gue cuek dan gak peduli sama keadaan sekitar. Mereka mau bilang X, Y, ataupun Z dan kata - kata aliennya pun, gue tetep cuek. Karena gue gak pernah ngerasa itu gue. Tapi, apa yang gue lakuin, di Meta selalu aja salah. Kadang gue juga bingung, sahabatan sama anak cewek, juga bikin hidup gue nyut - nyutan. Pasalnya, gue gak suka diatur dan diperintah. Gue suka ngejalanin hidup gue yang gue pingin. Gue gak akan berhenti nyoba sampai gue ketemu sama batu sialnya. Yaaa emang salah sih, tapi ini gue.
KRIIIIIINNNGGG...
"Hellooooo, Squirt!" Sapa Sella, Manda, Alex, Lala, dan Lexi. Gue sih lebih suka panggil mereka SMALL. Selain nama mereka yang mewakili, badan mereka juga SMALL kok. Kecantikannya juga SMALL. Masih cantik gue dimana - mana. Betul tidak?
"Yoops!" Jawab gue acuh.
"Ih, sombong banget sih dia! Cantik nggak. Belagu banget!" Teriak Lexi sebal. Gue tetep acuh dan berjalan menuju kelas.
"Baik anak - anak. Ibu akan bagikan jadwal Ujian Akhir Sekolah kalian. Ibu harap kalian belajar yang rajin. Dan usahakan jangan ada yang mencontek. Berikan nilai terbaik dan attitude kalian sebagai pelajar yang terdidik besok." Kata Ibu Marta.
"Sip.. sipp.." kataku sendiri.
Meta menoleh, "yayaaaaa, gue ngerti kok loe pasti menang lagi di UAS ini. Loe bakal ngalahin mereka!" Tunjuk Meta ke salah satu anak cowok berkacamata yang super duper culun, Romi. Dan tanpa disadari, Romipun menoleh kearah gue dan Meta. Kemudian, ia membalikkan tubuhnya.
"Loe siap kan ngalahin dia?" Tanya Meta.
"Siap banget! Ngalahin loe pun gue siap! Hahaha." kata gue tertawa.
"Anjrit loe!" Ia memukul kepalaku dengan tempat pensilnya.
Perang akan dimulai besok? Yap, gue emang kudu belajar ekstra. Gue bukan tipe cewek yang suka sistem kebut semalam kaya yang biasa Meta lakuin. Gue udah nyicil mata pelajaran itu jauh - jauh sebelum hari H. Dan lagi - lagi, gue rajin belajar karena berkat gue sendirian. Gue rasa, hidup sendirian tanpa pacar itu benar - benar memperlakukan kita untuk belajar lebih giat. Jadi, yang punya pacar, diputusin aja pacarnya. Hahahaha.
20:15 WIB - Kamar gue tercinta.
Entah apa yang membuat gue seperti ini. Tapi, yang jelas, kegiatan ini udah gue lakuin setiap hari. Gue belajar setiap hari tanpa kenal lelah. Dan gue les setiap hari tanpa berputus asa. Gue nikmatin hidup gue karna gue rasa, gue yang punya dunia ini. Dunia ini rasanya milik gue. Tapi, lepas dari itu semua, gue percaya atas adanya Tuhan kok. Gue percaya beliau yang udah ciptain gue lewat cinta orang tua gue. Makasih god.
"Hoaaaaaammm.. Anjrit! Ngantuk banget gue."
Tuuukkkk!!!! Suara pensil itu terjatuh dari tempat tidur.
---------------------------------------------- Next on Page 2----------------------------------------------